Special Kabar Kriminal Lampung

Drainase Buruk, Pasar Unit II Kebanjiran

BANJARAGUNG,HE- Hujan deras yang mengugyur pada Kecamatan Banjaragung, Kabupaten Tulangbawang menciptakan Pasar Unit II kebanjiran serta daerah sekitarnya dalam Senin 31/10 sekitar pukul 12.15 WIB.

Hanya pada tempo satu jam, daerah pasar unit 2 sudah tergenang air hingga dengan tinggi 20 centimeter, ini semua disebabkan karena buruknya drainase pada sepanjang jalan di depan pasar terbesar pada Kabupaten Tulang Bawang ini

Salah seorang pengunjung yang akan belanja di pasar unit 2 Rahman ( 27) mengungkapkan,apabila keadaan wahana pasar tersebut nir segera diperbaiki maka efek selanjutnya bakal lebihparah.” Kalau baru satu jam diguyur hujan saja keadaan telah seperti ini,bagaimana jika diguyur hujan seharian, niat ingin berbelanja jadi gagal mas. Kuncinya ada pada sarana pemrintah pada pasar itu,” kata Rahman.

Rahman juga menambahkan, supaya kiranya pihak-pihak terkait bisa segera menanggulangi masalah ini, terutama dinas pasar.i”Pasar Unit IImerupakan pasar terbesar pada 3 kabupaten,tapi kok menjadi pasar terkumuh & terjorok selama saya melihat beberapa pasar besar lainnya,” sindir Rahman.

Sedangkan salah pedagang bakso bu Ati mengeluhkan kondisi banjir yg melanda pasar tersebut. Usaha yang digeluti buat menghidupim keluarganya kentara akan merugi.“ Aduh mas bila begini terus nir ada pembeli yang mau masuk kewarung aku, kalau air hujannya saja masuk kewarung gw telah hamper 20 cm, jadi rugi deh aku hari ini,” istilah Ati dengan nada cemas.

Ati berharap , pemerintah melalui dinas pasar dapat segera memperbaiki drainase- drainase yang berada pada sepanjang pasar unit 2, dikarenakan jika sarana pasar tidak dibenahi, maka perekonomian bakal lumpuh & emngakibatkan pengaruh berfokus dalam seluruh pedagang. “ Kami bakal tak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga kami,lantaran hanya berdasarkan berjualan ini saja kami menggantungkan hidup sehari- hari,” harapnya.

Sementara itu dari pantauan di asar tadi, hamper semua asset jalan menuju pasar unit dua tergenang air sampai 2 puluh centi meter,dan ditambah kesemerawutan angkutan umum yg pada parker di sepanjang badan jalan pasar unit dua sebagai akibatnya mengakibatkan jalan menjadi macet. (HE-Fei)Hujan Angin Robohkan Bangunan Dispar

WAY KANAN, HE-Bangunan Dinas Pasar Kabupaten waykanan yg beratapkan asbes , ukuran lebih kurang 6 x 8 meter yang diperuntukkan buat pedagang yg berada pada pasar Gunung Katun, Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Senin (31/10) kurang lebih pukul 15.30 wib roboh saat hujan disertai angin kencang.

Bangunan yg eksklusif rata menggunakan tanah tadi, langsung patah dari tiang-tiang

penyangga yg terbuat berdasarkan coran karena diduga nir kuat menahan beban.

Menurut Abdullah (40) rakyat setempat yg ketika hujan sedang berteduh di galat satu los

pasar tersebut mengatakan ketika hujan disertai angin kencang, datang-datang dia

mendengar suara bangunan roboh.

“Kejadian begitu cepat, saat itu hujan kemudian tiba-datang angin bertiup kencang,

terdengar bunyi bangunan roboh,” katanya.

Abdullah menuturkan robohnya bangunan tadi kemungkinan karena tidak kuatnya

tiang-tiang penyangga yang terbuat dari coran tadi buat menunda beban.

“Robohnya bangunan itu karena patahnya tiang-tiang yg gak bertenaga nahan beban, padahaltiang-tiang itu coran, buktinya eksklusif rata sama tanah,” ungkapnya.

Dijelaskan Abdullah, bangunan tersebut sepengetahuan dia belum lama berdiri & terselesaikan pengerjaannya, bahkan Abdullah menyampaikan bangunan tadi milik Dinas Pasar Way Kanan yang proses pembangunan menelan dana sampai puluhan juta rupiah yg bersumber menurut APBD tahun 2011.

“Aneh,bangunan baru yg telah menggunakan coran kok bias roboh tertiup angin,

padahal terdapat los-los yg lain yang bangunannya semi tetap kondusif-aman saja,

mungkin terdapat yg galat pada proses pembangunan los tadi,” ujar beliau. (HE-Milyar/July)Pemkab & Dua Satker Didemo Ratusan Massa

GEDONGTATAAN,HE-Ratusan massa dari Ormas & LSM yang tergabung dalam Forum Komunikasi Lembaga Masyarakat Pesawaran (FKLMP), untuk kesekian kalinya melakukan unjuk rasa dalam Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Pendidikan & berakhir pada kantor Pemkab Pesawaran, Senin (31/10).

Dalam orasinya para pengunjuk rasa menuntut, agar mafia proyek pada kedua dinas tersebut dimusnahkan, karena dituding menjadi sarang koruptor , hapuskan sistem setoran proyek dan segera copot Kadis Pendidikan Pesawaran , yang merupakan harga mati bagi pengunjuk rasa.

“mafia proyek harus hengkang dan lenyap dari kabupaten ini, jikalau nir ingin hancur, lantaran merekalah biang dari kemunduran yg terjadi di kabupaten ini” istilah ketua lapangan (Korlap) aksi, Syafrudin Tanjung.

Disamping itu juga para pengunjuk rasa pula menuntut, agar semua tunggangan dinas yang terdapat di Kabupaten Pesawaran, agar di tempel logo pesawaran, agar nir dapat di pergunakan buat kepentingan eksklusif.

Syafrudi Tanjung lebih jauh menyampaikan, bahwa semua pertanda defleksi yang terjadiselama ini, sudah dilaporkankepihak berwenang, buat itu pihaknya meminta supaya pihak Kajari Kalianda, segera menyelidiki dan mengungkaptuntas kasus-perkara pertanda korupsi yang terjadi pada pesawaran.

“ Kami sudah berencana , Senin pekan depan, akan melakukan unjuk rasa ke Kantor Kajari Kalianda, lihat saja mungkin bulan depan sudah ada kadis yg menjadi tersangka berikutnya” tegas Tanjung

Perwakilan massa pengunjuk rasa, di terima Wakil Ketua DPRD Pesawaran, Syamsudin Dahro & beberapa anggota dewan lainnya “ dalam prinsipnya kami terus aktif pada mengawal setiap pertarungan yang muncul di kabupaten ini, baik yg belum dilaporkan juga yg sudah pada tangan pihak berwenang, kita kawal & awasi, jadi jangan khawatir” ujarnta. (HE-Guh)Komisi C Sayangkan Pemberian Toleransi PT. GBP

KOMISI C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Mesuji menyayangkan sikap pemkab setempat yg masih menaruh toleransi kepada PT Garuda Bumi Perkasa (GBP) yg diduga lalai mengelola limbah (Ipal) hingga mengakibatkan tercemanya lingkungan pada Kampung Agungbatin.

"Kami sangat menyayangkan perilaku pemkab yg telah menaruh toleransi pada perusahaan nakal (GBP,red) yg diduga sudah lalai pada pengelolaan perusahaan nya hingga mengakibatkan penderitaan warga sekitar,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Mesuji, Derajat, S. Pd.i, waktu ditemui diruang kerjanya. Senin, (31/10).

Sikap lunak pemkab Mesu menggunakan masih memberkan toleransi pada PT.GBP menurut Derajat patut dipertanyakan.Ia menduga, ada konspirasi antara pihak-pihak tekait. "Ada apa dengan Pemkab ? dalam hal ini Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) yg dengan mudahnya menaruh toleransi". Jangan- jangan ada udang dibalik batu, dalam kesepakatan itu,” tuding Politisi Hanura itu dengan nada tinggi.

Saat ditanya surat tembusan MoU tersebut, menggunakan tegas beliau menyatakan pihaknya sampai ketika ini belum menerma bahkan mengetahui adanya MOu dimaksud." Kami belum terima, & sama sekali tidak mengetahui terdapat kesepakatan tadi. Saya justru mengetahui MoU itu, berdasarkan pemberitaan Koran Harian Ekspres " imbuh Derajat.

Terpisah, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Drs. Hamdani, enggan berkomentar saat cba dikonfimasi wacana tadi " Hubungi ketua Tim sembilan saja, karena itu hasil kerja tim".kelit Hamdani. Namun ketika dihubungi kepala tim sembilan yang pula Assisten II, Drs. Azhari via ponsel nya, nir ada jawaban.

Sebelumnya diberitakan, diduga dampak Kelalaian PT. Garuda Bumi Perkasa (GBP) lingkngan masyarakat di Kampung Agungbatin teremar sang limbah perusahantersebut. Hal inimengundg reaksi keras dari anggota DPRD setempat yg merekomendasikan penutupan aktifitas PT. GBP.

Ironisnya, perilaku dewan yg keras itu nir diimbangi oleh pemkab Mesuji yg masih memberikan toleransi untuk PT.GBP tetap beroperasi.

"Sebenarnya, kita tidak ingin Mengganggu perusahaan yg menanamkan investasi pada kabupaten ini. Tetapi, peraturan wajib tetap dipatuhi. ujar penjabat Bupati Mesuji Albar belum lama ini.Albar justru menyayangkan, bila PT GBP harus ditutup lantaran kesalahan yg nir disengaja. (HE- Armen)Kasus Pelanggaran Kode Etik Terus Diproses

0 Response to "Special Kabar Kriminal Lampung"

Post a Comment